Makanan enak dan bersih serta Pelayanan di akang dan Pak Saroso yang cepat dan ramah. Mereka juga sangat mengenal customernya sehingga kita merasa seperti makan di rumah sendiri
Aku Bandingin sm Warung sebelah "Liga Jawa" Masih Enakan Liga Jawa porsi Buanyak banget Enak Murah. Kalau padang Saroso enak juga masak beli nasi Campur isi ayam Kecil Buanget sm pergedel dan lain" porsi sedikit 35k Skip Deh Belanja disini Lagi Kapok.
Maka sama pacar ambil perkedel, ayam goreng (kecil banget), sayur, telor (per orang 65k) berdua belanja 130, gila aja. Jangan pelit lah, rasa standar, porsi dikitttt ga ngotak dikitnya (kaya makan nasi jinggo). Skip deh masi banyak nasi padang lainnya yg lebih bagus
Masakan Padangnya lumayan autentik, sedap. Harganya lumayan tp worth it kok. Lokasi di pinggir jalan raya dan parkiran pun lumayan luas, jadi kl mau melipir gampang. Saya sangat suka ikan bakar gurame nya. Bumbunya pas. Tersedia ruangan ber AC juga. Cman restoran ini agak gelap karena kurang cahaya dari luar, kl bisa lebih terang lebih mantap.
Ada cara yang baik untuk memulai hari dan pergi ke saraso
Saya bersumpah bahwa saya tidak pernah seumur hidup saya merasa dimanjakan, dimanjakan, dan dirawat seperti di tempat ini.
Sarapan mereka dapat berupa hidangan kontinental, dari koki atau sehat dan yang terakhir (terlihat di foto ini) termasuk buah-buahan, granola buatan sendiri dan saya memilih teh rooibos yang baru dibuat. Semuanya sangat indah, dan hanya dengan mengingatnya membuat saya lapar. Apakah Anda ingin mencicipi yang ini?
This place serve the best Nasi Padang in Bali. My favorite menu in this place Dendeng Sapi. The price is moderate, it's depend what meals do you take. So be careful to choosing the menu. Hahahhaha
Bagi yang memberikan bintang lima, mungkin karena mereka hanya makan sebentar di Saraso dan mungkin tidak begitu memikirkan perihal higienitas. Saya termasuk yang memberikan rating rendah untuk Saraso ini, tentunya dengan banyak pertimbangan.
Rasa memang enak. Tapi harga tidak konsisten / berubah-ubah. Kebetulan saya makan di hari yang berturut-turut.
Suami saya cerita bahwa si ibu dulunya adalah tukang masaknya pak Soeharto mantan Presiden Indonesia. Kemudian dia menikah dengan laki-laki (orang Padang).
Kemarin dan hari ini kebetulan saya makan berturut-turut di Saraso dan saya makan sendirian.
Hari pertama saya cuma duduk sekitar 30-45 menit. Hari berikutnya saya duduk sekitar 2 jam karena kebetulan memang menerima telpon dan percakapan di telepon cukup lama. Dan mereka menambahkan charge karena keberadaan saya 2 jam disana. Padahal selama 2 jam itu hanya ada sedikit customer (2 sampai 8 customers termasuk saya) dan kapasitas tempat mereka bisa menampung 50-60 orang. Jadi, bisa dibilang tempat mereka masih sangat luas dan masih bisa menerima puluhan orang lain.
Saya datang dengan motor, sehingga space parkir mereka pun masih luas. Nggak kebayang kalau saya datang pakai mobil, entah berapa charge tambahan untuk saya. So, 1st point is, harga berubah karena mereka anggap saya "lama disana". Dan yang menentukan harga adalah bapak kurus (orang Sunda kyknya) yang melayani pembeli. Pemiliknya cm duduk di kasir dan tiap kali customer bayar, dia akan nanya ke bapak kurus itu. Saran saya, setelah pesan makan, langsung bayar saja. Supaya di akhir nanti tidak ada pembengkakan biaya.
Point kedua, tertulis free wifi tapi password yang diberikan tidak bisa untuk login. Bahkan mereka bilang bapak (pemilik) belum bayar internet bulanannya.
Point ketiga, diluar dan didalam ruangan mereka ada sangkar burung. Kalau diluar masih ok, tapi sangkar yang di dalam ruangan itu.sebenarnya sangat tidak higienis. Awalnya saya agak risih sehingga saya makan di ruangan yang ber AC. Karena kita tidak tahu ada bakteri / virus / kotoran yang terbang dari arah sangkar-sangkar burung menuju meja kita makan.
Pertanyaannya itu sangkar2 burung yang diluar kan banyak, malamnya ditaruh dimana? Untuk pertanyaan ini masing-masing orang pasti tahu jawabannya.
Foto yang saya publish di GMaps ini adalah foto sangkar2 burung di parkiran. Untuk sangkar burung di dalam ruangan, saya lupa tidak mengambil fotonya. Thank's!