Makanan seafood tepi pantai. Masuk kepantainya bayar mobil nya aja retribusi 4000. Masakannya enak dan fresh. Lupa foto makanannya karena sudah lapar. Ada pilihan tempat duduk, mau lesehan atau kursi
Nuansa menu seafood disantap langsung dengan view laut secara langsung. Terbaik. Bagi yang mengutamakan rasa dan harga, tempat ini jadi pilihan terbaik, dengan tomtam seafood yang dihidangkan dalam batok kelapa, menjadi hal yg menarik tersendiri. Udang saos padangnya juga enak.
Sayang saya gak sempat foto2 ya disini, sibuk bersantap dan be-haha-hihi.
Wait time is long af, i gothere at 5pm and ordered sweet and sour fish, roasted fish, and sapo tofu, they arrived with my plates at 6pm only plates mind you. The food got here at 6.30pm, otherwise than that the food was great
Tempat makan dengan view pantai yang bagus, jadi jika kita ingin makan seafood dengan view pantai pasir padi di pangkalpinang ini merupakan salah satu tempat yang cukup rekomen. Sambil nunggu makanan datang bisa foto2 sembari menikmati udara pantai.
Suasana indah nyaman makanannya pun terbilang enak harga lumayan lah, tapi pesan kelapa batok dikasihnya kelapa gelasan. Jadi kurang kesan pantainya. Sekelas resto pantai masa ga ada kelapa batok? Semoga kedepan diperbaiki dan bisa semakin maju.
Parkiran luas banget. Cocok untuk bawa keluarga untuk piknik jalan2 ke pantai. Apalagi kalay pantai sedang surut. Pemandangannya aneh tapi luar biasa. Subhanallah.
Menu yg diorder tdk tersedia pelayan bolak balik menanyakan utk ganti menu dan nasi yg tersedia cuma 2/3 bakul tdk cukup utk 5 orang tanpa ada informasi sebelumnya bahwa persediaan nasi sdh habis dan menunya juga sdh banyak habis.kami tiba di biru laut jam 20.00 hr libur Nyepi 2022.
Asal-usul penggunaan nama restaurant bisa ditelurusi ke abad ke-16, ketika istilah ini pertama kali ditemukan di Prancis. sampai zaman Romawi Kuno kuno (abad ke-2). Berasal dari kata Prancis restaurer atau restore yang artinya pembangkitkan tenaga. Spesifiknya istilah ini dipakai untuk sajian sup yang sarat kaldu. Cerita tersebut sungguh berbeda dengan arti kata restaurant yang berkembang pada akhir abad ke-18. Di masa ini, resto diartikan sebagai ruang kecil di sebuah pondokan (tavern), tempat para pelancong mengisi perut. Makanan yang disajikan merupakan hidangan sederhana dengan bahan baku dari sekitar pondokan. Terobosan konsep terjadi sekitar tahun 1782, ketika restoran yang terletak di Rue De Richelieu, Paris, menulis daftar makanan dalam menu. Makanan kemudian disajikan dalam porsi personal dan setiap tamu dilayani satu per satu. Menu yang dikeluarkan pun tidak sekaligus, melainkan bertahap. Perkembangan pesat terjadi justru karena Revolusi prancis Waktu itu berbagai guild —semacam serikat para tukang dan perajin yang mengatur perizinan kerja dan usaha— dibubarkan, memudahkan orang untuk membuka restoran. Peluang ini ditangkap oleh para pelayan dan koki kaum bangsawan yang kehilangan majikannya yang dipancung atau melarikan diri. Untuk menghidupi diri, mereka membuka restoran sendiri. Perkembangan restoran pun didukung oleh urbanisasi dan munculnya kelas menengah yang terdiri dari para profesional dan orang bisnis. Kini restoran berkembang menjadi dua jenis, yakni restoran kasual yang menyajikan makanan sehari-hari untuk para pekerja yang tak sempat pulang ke rumah untuk makan. Dan, fine dining yaitu restoran dengan tampilan eksklusif dan makanan yang disajikan lebih artistik menggunakan peralatan makan mewah.