Ini tergolong bubur yg rada encer, bukan padet gitu, jadi suhu panasnya lebih kerasa (kade jangan langsung ngahuap sasendokeun, bisi letahna ba'al), pokoknya emg cocok banget dikonsumsi pas pagi hari, pas udara lagi dingin dinginnya.
Dari segi rasa mungkin ga sekuat bubur yg pernah saya makan, biasanya bubur yang saya rasain tuh kuat banget mecinnya, untuk yang ini cukup, ga kurang - ga lebih. Mantapp
Penggunaan toping nya juga lengkap banget, mulai dari ayam suir, bawang, hingga make emping (kerupuknya mah terpisah daa), ditambah yang paling oke adalah sambelnya, awalnya ketika saya makan bubur original tanpa bumbu, saya pikir ini udah oke lah, barulah saya tambahin berbagai bumbu, salah satunya sambel, dan disitu beuhhh. Langsung jadi enakk pisan, sambelnya juga tipikal yg bukan "pure" pedes, karena ada rasa asin²nya + kerasa ada daun jeruknyaa jugaaa.
Untuk harga sekitar 20k mungkin emang diatas rata rata bubur pada umumnya, namun masih worth it.
Enaaaakk buburnya sedep, porsinya mantap. Saus kacang siomaynya pedes dan manis dan enakk Shout out to penjual bubur dan siomay di medan, ayolah bikin yang segurih iniii
Waaahhhh, akhirnya ketemu jg bich langgananku sekeluarnya yakni Bubur Ayam Handayani. Ueeenaaakkk, Brooo. Harganya pas di kantong masyarakat kita dan cobain deech.
Before it was moved to the parking space of an optic store, this was my favorite chicken porridge, but now it tasted different and too watery, maybe they change the chef or delegate, it is just not the same anymore.