Jalanannya makadam. Anda bisa makan di pinggir sungai di desa citalahab 2 km sebelum cikaniki station ini. Di tempat ini tidak ada penjual makanan atau minuman. So be prepared.
Akses jalan kombinasi aspal mulus dan gravel khas perkebunan. Jarak tempuh yg tidak begitu jauh dari jkt, cocok untuk rehat sejenak dari kebisingan ibukota dan pastinya menghirup oksigen seger bebas polusi sepuas-puasnya gratis
Tempat ini sangat menarik, berada di dalam taman nasional dan lokasi yang hening untuk bersembunyi dari kesibukan duniawi.
Cikaniki Research Station biasa digunakan untuk tim peneliti untuk meneliti glowing mushroom yang sangat jarang di dunia ini.
Para peneliti baik di tingkat SMA dan perguruan tinggi maupun lembaga-lembaga penelitian pemerintah atau asing singgah di tempat ini.
Ada beberapa fasilitas penginapan, kamar, aula, gazebo, dapur dan tentunya toilet.
Parkiran cukup tapi karena tidak didesain banyak pengunjung, maka parkiran tidak terlalu luas.
Menuju tempat ini cukup menantang, baik dari arah Sukabumi atau Bogor, jalanan berbatu dan cukup sempit serta licin di kala hujan memberikan adrenalin yang luar biasa.
Pertama kali ke tempat ini Cikaniki Research gunung halimun-salak. Selama perjalanan naik keatas butuh kesabaran dan stamina yang kuat, karena jalanan disini jalan berbatu. Dari bawah kami lewat jalur Nanggung naek sampe atas melalui desa-desa kecil, yang saya inget itu desanya bernama malasari dan desa citalahab. Di desa Citalahab ini, tujuan kami dan bersama teman-teman memberikan donasi seperti Al-Quran, Iqro, Sajadah, Boneka, Pakaian yang masih layak pakai dan rejeki secukupnya. Di desa Citalahab kami di sambut sangat baik dengan keramahtamahan warga sekitar. Kami disini di suguhkan dengan sajian khan desa ini yang sangat menggugah selera. Setelah sajian makan siang, kami shalat berjamaah dengan warga sekitar. Setelah menyerah donasi, kami dan teman-teman turun lewat jalur desa cipeuteuy, sebelum sampai bawah, kami sempat mandi disungai yang airnya bening dan seger. Setalah mandi di sungai, baru kami turun kebawah sampai lewat cianten hingga ketemu jalan utama Leuwiliang.
Lokasi riset indonesia bekerja sama dengan Japan.berlokasi di hutan lindung gunnung halimu salak.suasananya alami.tidak jauh dari lokasi ada curug macan.bagi pelancong bisa mengina di homestay yg berjarak tidak jauh dari station.bisa camping, atau mengambil fasilitas homestay.bisa juga pesan kambing guling dan makanan lainnya.sifatnya reservasi diawal bisa hubungi pak Suryana HP 085716818469.untuk reservasi.kita dapat turut membantu ekonomi rakyat setempat.hanya jangan lupa untuk tetap menjaga alam.sampah2 plastik jgn dibuang atau ditinggal sembarangan.supaya citalahab selalu asri, alami dan bermanfaat
Jalan kesini luar biasa, belum diaspal dan masih batu2an. Pastikan membawa kendaraan yang prima. Cikaniki di hari senin-kamis buka dr jam 8-4 sore, sedangkan jumat buka jam 1-4 Sore.
Tempat paling nyaman untuk nikmati alam hutan yang sepi manusia tapi cukup ramai suara binatang, tempatnya juga cukup mudah dijangkau. Tapi saran, lebih baik lewat kebun teh Cianten aja jalannya lebih mulus dan cepat sampai dibanding lewat perkebunan teh Nirmala (tapi memang lebih worth it pemandangan di Nirmala).
Tempatnya sangat terpencil, tidak semua operator celular mendapat sinyal. Jalan masuk dari Kota Bogor lebih didominasi dengan jalan berbatu yang jelek. Jalan masuk Dari Kota Sukabumi agak memutar dan juga memalui jalan berbatu yang jelek, hanya saja jauh lebih pendek. Pemandangan sepanjang perjalanan sangat indah.
Mungkin karena lokasinya yg terbilang cukup jauh jadi jarang dikunjungi orang, akhirnya tempat ini jadi kurang terawat. Tapi ambiencenya sih juara! Jalur ke lokasi ini pemandangannya juga keren!
Perjalanan ke lokasi sebaiknya pakai mobil Ranger karena kalau pakai truk biasa bisa mual. Jalan terus menanjak ke atas dan berbatu. Di kanan jalan hanya ada jurang, Beware ya teman klo jalan malam2. Sampai atas semuanya tebayar. Tempatnya nyaman buat ditempati. Cocok buat Bird watching maupun Primata. Kalau sempat keliling hutannya, beruntung bisa dapat jejak kaki Harimau Halimun. Sayang, canopy trailnya tdk bisa digunakan lagi.
This reasearch station was build together with japanese research foundation.made by wood material great design and so natural.we can stay and pay some rent you can ask thw housekeeper.
Taman Nasional Gunung Halimun - Salak (TNGHS) adalah salah satu taman nasional yang terletak di Jawa bagian barat. Kawasan konservasi dengan luas 113.357 hektare ini menjadi penting karena melindungi hutan hujan dataran rendah yang terluas di daerah ini, dan sebagai wilayah tangkapan air bagi kabupaten-kabupaten di sekelilingnya. Melingkup wilayah yang bergunung-gunung, dua puncaknya yang tertinggi adalah Gunung Halimun (1.929 m) dan Gunung Salak (2.211 m). Keanekaragaman hayati yang dikandungnya termasuk yang paling tinggi, dengan keberadaan beberapa jenis fauna penting yang dilindungi di sini seperti elang jawa, macan tutul jawa, owa jawa, surili dan lain-lain. Kawasan TNGHS dan sekitarnya juga merupakan tempat tinggal beberapa kelompok masyarakat adat, antara lain masyarakat adat Kasepuhan Banten Kidul dan masyarakat Baduy.
Dateng karena penasaran ada wisata apa di sini. Setelah datang dikagetkan juga sama pemandangan kebun teh disini. Mampir ke cikaniki untuk bersantai, penjaganya ramah baik serta menjelaskan tentang lingkungan hutan taman nasional, dijelaskan masih ada sekitar 50 ekor macan tutul yang berhabitat di hutan ini. Hal ini dibuktikan dengan hasil jepretan camera trap yang selama ini dipasang dibeberapa tempat di hutan. Tidak jauh dari cikaniki terdapat curug macan, warga menamainya curug macan karena sering kali menjumpai macan yang singgah atau bersantai di sekitar curug macan tersebut. Ada canopy trail juga bagi yang suka poto poto, tidak perlu takut kemalaman karena ada homestay disana apabila kelelahan pada saat pulang. Pokoknya terpuaskan datang kesini, hutan yang alami, air sungai yg bisa diminum langsung.
Sebuah research station dipedalaman taman nasional Gunung halimun salak, terakhir kesana tempatnya terasa sedikit tak terawat tak seperti saat setelah syuting film Hangout Raditya Dika. Namun suasana nya masih sama dan belum banyak berubah. Sunyi sepi menambah keheningan dalam berlibur disana. Yang paling saya suka jika berlibur kesini ya karena masih sepi dan tak banyak pengunjung yang datang bahkan bisa dihitung jari. Jadi rekomended banget para pencari suasana hening yang jauh dari hiruk pikuk perkotaan