16 November 2022 19:18
Gedung bagus. Lapangan parkir cukup luas. Lokasi dekat pusat pemerintahan kabupaten cirebon. Sayangnya sirkulasi dalam ruangan cukup bagus. Di dalam udara cukup panas. Hanya ada beberapa kipas angin yang tidak cukup mendinginkan seisi ruangan.
22 Oktober 2022 21:00
Kurang AC dan kebersihan toilet mohon ditingkatkan lagi karena srg dpt undangan bertempat disini, tapi tidak ada perubahan toilet.
14 November 2021 21:20
Mantap, gedungnya luas parkiran juga luas, di belakang ada warung dan musholah, cocok buat segala macam acara.tapi ac nya mati, kursi banyak yg sudah tua dan rusak, perawatan gedung dan alat gedung harus lebih diperhatikan.
13 Oktober 2021 8:30
Tidak nyaman bagi saya krn saya sebagai anggota mengadukan Pengurus Cabang PGRI tidak diterima dgn baik
11 Mei 2020 7:32
Gedungnya luas dan AC nya memadai, sayangnya toiletnya agak kurang terawat. Mungkin dapat lebih ditingkatkan lagi agar semakin nyaman berkegiatan di gedung ini.
05 April 2020 10:34
Sangat menyenangkan, sekalipun aksesnya cukup rumit jika belum hafal tempat. Tapi nyaman, dan parkiran rapi, serta pelayanan bagus.
24 Februari 2020 20:08
Penataan luar dalam lumayan bagus. Masjid di lingkungan gedung PGRI bagus, nyaman

. # cuman sayang, sirkulasi udara di dlm gedung tidak ada. Penggap. Hujan bocor sana sini
14 Februari 2020 17:17
Gedung yg sangat luas, kamar madi cukup banyak, mushola ada, namun kurang pendingin ruangan dan tembok terlihat kurang bersih
04 Desember 2019 6:38
Sering digunakan sebagai tempat hajatan warga sekitar (Sumber, Tukmudal dsk) juga acara-acara sekolah dll
12 November 2019 19:49
Fasilitas bersih dan gedung saya katakan rekomended untuk acara hajat nikahan. Harga sewa gedungnya juga sangat ekonomis. Halaman parkirpun tak kalah luas dengan gedung yang lainnya di Kabupaten Sumber.
24 Oktober 2019 10:31
Gedung pertemuan yang megah, berada sekitar 30 menit berkendara motor dari stasiun cirebon. Penghawaan menggunakan kipas angin, tidak ada AC. Halaman gedung tidak terlalu luas. Toilet ada beberapa bilik, namun tampak kurang terawat, kusam dan kotor. Ada mushola di bagian belakang gedung.
30 Juli 2019 2:26
Parkiran luas, bisa dipake untuk acara resepsi pernikaham cuma sayangnya ga ada ac. Bisa diatasi dengan pemakaian blower sih
20 April 2019 1:31
Gedung ini nyaman dan cocok bet buat resepsi pernikahan kamu sama dia gengs, ada 2 lantai juga dan parkiran nya cukup luas aku rasa
23 November 2018 1:56
Pada awalnya organisasi perjuangan guru-guru pribumi pada zaman Belanda berdiri pada tahun 1912 dengan nama Persatuan Guru Hindia Belanda  (PGHB).

Organisasi ini bersifat unitaristik yang anggotanya terdiri dari para guru bantu, guru desa, kepala sekolah, dan penilik sekolah. Dengan latar pendidikan yang berbeda-beda, mereka umumnya bertugas di sekolah desa dan sekolah rakyat angka dua.

Tidak mudah bagi PGHB memperjuangkan nasib para anggotanya yang memiliki pangkat, status sosial dan latar belakang pendidikan yang berbeda. Sejalan dengan keadaan itu, di samping PGHB berkembang pula organisasi guru baru antara lain Persatuan Guru Bantu (PGB), Perserikatan Guru Desa (PGD), Persatuan GuruAmbachtsschool  (PGAS), PerserikatanNormaalschool  (PNS),  Hogere Kweekschool Bond (HKSB),  disamping organisasi guru yang bercorak keagamaan, kebangsaan atau lainnya seperti Christelijke Onderwijs Vereneging (COV), Katolieke Onderwijsbond (KOB),  Vereneging Van Muloleerkrachten (VVM), dan Nederlands Indische Onderwijs Genootschap  (NIOG) yang beranggotakan semua guru tanpa membedakan golongan agama.

Kesadaran kebangsaan dan semangat perjuangan yang sejak lama tumbuh mendorong para guru pribumi memperjuangkan persamaan hak dan posisi terhadap pihak Belanda. Hasilnya antara lain adalah kepala HIS yang dulu selalu dijabat oleh orang Belanda, satu per satu pindah ke tangan orang Indonesia. Semangat perjuangan ini makin berkobar dan memuncak pada kesadaran dan cita-cita kemerdekaan. Perjuangan guru tidak lagi perjuangan perbaikan nasib, tidak lagi perjuangan kesamaan hak dan posisi dengan Belanda, tetapi telah memuncak menjadi perjuangan nasional dengan teriak “merdeka”.

Pada tahun 1932 nama Persatuan Guru Hindia Belanda (PGHB) diubah menjadiPersatuan Guru Indonesia  (PGI). Perubahan nama ini mengejutkan pemerintah Belanda, karena kata “Indonesia” yang mencerminkan semangat kebangsaan sangat tidak disenangi oleh Belanda. Sebaliknya kata “Indonesia” ini sangat didambakan oleh guru dan bangsa Indonesia.

Pada zaman pendudukan Jepang segala organisasi dilarang, sekolah ditutup, Persatuan Guru Indonesia (PGI) tidak dapat lagi melakukan aktivitas.

Semangat proklamasi 17 Agustus 1945menjiwai penyelenggaraan Kongres Guru Indonesia pada tanggal 24-25 November 1945 di Surakarta. Melalui kongres ini segala organisasi dan kelompok guru yang didasarkan atas perbedaan tamatan, lingkungan pekerjaan, lingkungan daerah, politik, agama dan suku, sepakat dihapuskan. Mereka adalah guru-guru yang aktif mengajar, pensiunan guru yang aktif berjuang, dan pegawai pendidikan Republik Indonesia yang baru dibentuk. Mereka bersatu untuk Negara Kesatuan Republik Indonesia. Di dalam kongres inilah, pada tanggal 25 November1945 - seratus hari setelah proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia - Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) didirikan.

Dengan semangat pekik “merdeka” bertalu-talu, di tengah bau mesiu pengeboman oleh tentara Inggris atas studio RRI Surakarta, mereka serentak bersatu untuk mengisi kemerdekaan dengan tiga tujuan:

Mempertahankan dan menyempurnakanRepublik Indonesia. Mempertinggi tingkat pendidikan dan pengajaran sesuai dengan dasar-dasar kerakyatan. Membela hak dan nasib buruh umumnya, guru pada khususnya.

Sejak Kongres Guru Indonesia itu, semua guru Indonesia menyatakan dirinya bersatu di dalam wadah Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI).

Tulis Ulasan



Peringkat keseluruhan: