Perjalanan yang penuh tantangan di bawah hujan lebat dan hutan perawan memacu adrenalin selama 9 jam. Tapi semua terbayar ketika tiba gelar tenda di lokasi situ hegar manah, diantar abah Ipong.pemuka adat setempat yang sarat dengan petuah-petuah kearifan lokal
Meski jalan jalan jauh dan terjang lewat jalur Kompas mantul extream tpi sudah sampai puncak terbayar lunas.semoga Tahuan selanjatnya bisa ke CIPTA GELAR lgi amin
Sangat nyaman mampir ke sni, ramah-ramah warganya pemandangannya asri, adatnya luar biasa indah, cuma perlu hati-hati perjalan kesni, kendaraan harus prima karena jalan berbatu fan menanjak, perjalann disarankan pagi hari karena kalau malam hari gelap dan melewati hutan-hutan. Ciptagelar keren, pgn ksna lgi jdinya
Sebuah desa adat yang mencerminkan bahwa orang orang desa juga bisa berwawasan global tanpa menghilangkan jati diri.tempat yang baik untuk dikunjugi sebagai objek edukasi maupun bersantai.
Sebuah pengalaman yang seru, Perjalanan menuju Kasepuhan Ciptagelar melalui jalur benteng alaminya membuat cerita yang tak terlupakan. ENGINEERING RIDER 12-09-202, Terima kasih Ciptagelar. -Ray
They are a community where stay on a mountain and lives by relying on natural materials. They have a supply of rice for the next hundreds of years. The road to this village is very dangerous, steep and extreme. They live by the philosophy of nature. For those of you who love history and nature, you must visit this village. There is a guide who speaks English.
Era Abah Anom dan Abah Ugi. Era murni natural dan natural modern. Pilih mana? Bagi yg belum pernah menikmati bertualang keCiptagelar pada era Abah Anom tentunya tidak bisa berpendapat. Yg pasti pada era Abah Ugi dgn menggunakan kendaraan roda 4 (bukan 4x4) atau roda 2 maticpun kita dapat sampai lokasi. Namun diluar semua itu tradisi adat temurun masih tetap terjaga. Destinasi menarik.
Banyak sekali ilmu dan pengalaman yg saya dapat disana, kebudayaan yg masih kental dengan sunda wiwitannya. Pemandangan alam yg di suguhkan MasyaAllah. Penduduk disana juga sangat ramah, sangat welcome bagi para pendatang. Tidak usah bingung tempat tinggal karena disana banyak. Jangan salah kalau di pedalaman susah sinyal. Karena disana juga kaya akan teknologi modern.
Ini adalah désa adat yang bisa dibilang masih eksis disaat zaman modern seperti sekarang ini. Pengalamanku berkunjung ke desa adat ini untuk keperluan sebuah pekerjaan, pada intinya menurut ku pribadi desa adat ini ada beberapa hal yang harus kita lestarikan meskipun ada beberapa hal yang cukup membuatku berfikir biarkan saja cukup tahu. Meskipun begitu sarana seperti jalan perlu ditingkatkan tapi di satu sisi membiarkan desa ini terisolasi dengan akses jalan yang buruk justru membuat desa ini tetap bertahan setidaknya akses jalan yang buruk memperlambat masuknya budaya luar yang masif
Recommended bangett pokoknya buat yg mau merasakan sesuatu yg beda yg gak bakal bisa di temukan di kota, masih alami Perlu di ingat juga yaa, Ciptagelar itu bukan tempat wisata tapi sangat welcome bagi tamu yg ingin berkunjung
Sangat senang dan bangga melihat gambaran bagaimana penduduk sunda pituin memiliki rasa kekeluargaan dan gotong royong.gambaran kemakmuran masyarakat pedesaan yg hidup dimanaja alam.dengan limpahan berkahnya, tampak dalam kesederhanaan namun sesungguhnya memiliki kekayaan luar biasa.dari aset tanah, peternakan, pertanian yg jika dinilai ekonomi memiliki aset sangat luar biasa banyak.bangunan rumah megah dari kayu yg sangat besar dan kokoh.
Kasepuhan Ciptagelar merupakan tempat saya melakukan penelitian tugas akhir skripsi semasa menempuh kuliah S1. Hukum adat masih dijalankan oleh masyarakat Kasepuhan dengan tidak menafikan modernisasi. Masyarakat Kasepuhan sangat ramah dan terbuka.
Suka banget sama konsepnya Ciptagelar yang tradisi sama ilmu pengetahuan (modern) itu harus seimbang bahkan temoat ini tuh punya radio lokal sendiri stasiun tv sendiri maaih terasa sekali kentalnya adat disana.
" Dilema antara adat dan jaman " Ciptagelar terletak dikawasan Halimun pegunungan Salak Cisolok Sukabumi. Ciptagelar merupakan perkampungan adat yang tidak menutup diri dari dunia luar. Teknologi sudah mulai digunakan diantaranya telepon seluler, pembangkit listrik tenaga surya dan mikro hidro. Disini juga sudah ada radio komunitas dan televisi komunitas. Ciptagelar tidak menjual padi hasil panen namun disimpan dalam lumbung lumbung padi untuk dikonsumsi sendiri. Padi ditanam secara tradisional sesuai sengan tuntunan adat. Yang menarik adalah mereka menanam padi dan memanen secara tradisional setahun sekali namun cukup untuk memenuhi kebituhan 13.000 jiwa warga cipta gelar bahkan stoknya tersedia hinga tiga tahun kedepan. Ciptagelar dipimpin oleh seorang ketua adat yang masih muda yang biasa disapa Abah Ugi yang dibantu beberapa orang dalam menjalankan pemerintahan adatnya.
Meski jalannya sangat mengerikan, butuh perjuangan buat ke tempat ini. Tapi semuanya terbayar dengan pemandangan dan keramahan warga nya. Dan yang pasti tidak akan pernah bosan ke tempat dimana asal nenek saya tinggal ini.
Kasepuhan yg menjunjung tinggi adat istiadat dan tidak menutup diri dari dunia luar. Tempat ini adalah obyek wisata yang patut dikunjungi walaupun medan yang ditempuh cukup berat. Niat sih pengen banget kesini lg, mudah2
What a priceless cultural adventures & enjoyable gaining knowledge process of local wisdom. Highly recommended! Please be prepared to spare at least 3 days & 2 nights for the whole trip from the capital of Jakarta
Desa yang masih mempertahankan adat istiadatnya yang di pegang teguh warganya, suatu desa yang terletak di daerah Sukabumi Jawa Barat dengan ketinggian diatas 1200mdpl, Semua Warganya sangat ramah terhadap pengunjung, yang biasanya di terima dan menginap di IMAH GEDE, udara dingin, mewajibkan para petualang minimal membawa sleeping bag
Kampung kasepuhan Ciptagelar sebuah kampung yang masih memegang teguh adat tradisi leluhur. Kampung yang jauh dari kiruk pikuk kota tapi tetap terbuka dengan dunia luar. Aksen jalan menuju kampung ini berliku dengan tanjakan dan turunan yang curuam. Kondisi aspal sudah banyak yang mengelupas dan sebagian hanya jalan batu yang disusun. Walaupun kampung ini dipedalaman tap kampung Ciptagelar memiliki pambangkit listrik sendiri dengan memanfaatkan arus sungai, kampung ini juga memiliki shanel TV lokal yang bernama CIGA TV dan saluran radio Swara ciptagelar.
Pengen kesana swerr cuma harus bawa motor spot karena Medan jalan bukan buat metic cukup menantang perjalanan katanya.tapi saya belom punya motor spot.
Salah satu Pedesaan yang masih asri akan budaya dan norma-norma leluhur yang sangat dijunjung tinggi turun temurun. Dengan pemandangan hamparan sawah yang indah.hanya saja akses menuju kesana sedikit berkelok dikarenakan jalanan yang masih kurang bagus.
Lokasi wisata ini sangat menarik jarak tempuh selama 4 jam dengan motor dari Citepus tempat kami beristirahat cukup menantang karena jalannya yang sebagian besar masih berbatu kerikil, saya tidak menyarankan Anda yang ingin kesini kalau kendaraan anda tidak dalam kondisi fit, karena terjalnya Medan naik turun dengan sudut kemiringan ada yg sampai +/-30-45 derajat, tapi jika sampai di lokasi anda akan terpana dengan sambutan penduduk yang sangat ramah, anda ga perlu bawa uang untuk makan disini, karena semua disediakan gratis
Disini kita akan menemukan Pancasila yang hidup dalam kehidupan masyarakat. Budaya gotong royong yang menjadi intisari Pancasila masih sangat erat diamalkan disini. Selain itu, budaya dan kepribadian orang Sunda masih terjaga. Alam terjaga dan alam pun menjaga mereka. Walaupun adat istiadat terus mereka amalkan. Disini sangat terbuka soal teknologi, listrik sudah masuk. Turbin listrik mikrohidro mereka buat sendiri. Mereka telah mampu membuat stasiun radio dsn televisi sendiri. Yaitu Ciga Tv. Dan yang paling menyenangkan adalah sudah tersedianya jaringan wifi 24 jam.
Kondisi alam yang asri sangat direkomendasikan untuk orang-orang kota untuk sejenak berbaur kembali dengan alam. Sudah tak terhitung orang luar negeri yang belajar menanam padi yang baik dan benar ke kasepuhan Ciptagelar. Terbukti padi-padi yang ditanam disini memiliki daya tahan lebih dari 30 tahun dalam penyimpanan di leuit. Ditambah keramahan orang-orangnya. Ciptagelar akan menjadi "lembur". Kampung halaman bagi siapapun yang pernah datang kesini. Kampung halaman yang sangat lama kita dirindukan.
Salah satu perkampungan yang masih menjaga kultur pertanian organik. Di sini nasi tidak dijual alias gratis! Sebagai gantinya mereka dapat penghasilan dari penjualan lauk pauknya. Perjalanan cukup jauh, berkendara mobil kira-kira butuh 1.5-2 jam dari pantai pelabuhan ratu hingga ke sini. Jalan masih berbatu sehingga lebih disarankan berkendara pada saat siang hari dan mobil harus lebih hati-hati dikarenakan jalanan sangat terjal dan di samping jurang. Tapi kalau sudah sampai di lokasi kalian sudah gak akan memikirkan masalah di perjalanan karena terlalu menikmati "tempat kabur dari keramaian kota" yang sejuk dan asri.
"Dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi setelah (diciptakan) dengan baik. Berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut dan penuh harap. Sesungguhnya rahmat Allah sangat dekat kepada orang yang berbuat kebaikan. " (QS. Al-A'raf 7: Ayat 56)
اَ لَّا تَطْغَوْا فِى الْمِيْزَانِ
"agar kamu jangan merusak keseimbangan itu. " وَاَقِيْمُوا الْوَزْنَ بِالْقِسْطِ وَلَا تُخْسِرُوا الْمِيْزَانَ
"Dan tegakkanlah keseimbangan itu dengan adil dan janganlah kamu mengurangi keseimbangan itu. " (QS. Ar-Rahman 55: Ayat 8,9)
Akses termudah untuk kesini melalui jalur sukabumi cisolok, kemudian menuju sirnaresmi, dan di lanjut menuju jalur gunung bongkok.namun jika ingin mendapatkan sensasi dan pengalaman serta sejarah detail, bisa melalui jalur cipta rasa, jalur ini sangat lumayan extrem untuk kendaraan standar.untuk melalui jalur ini disarankan persiapan fisik dan kendaraan. Untuk tempat istirahat kalian gk perlu khawatir, warga sepanjang jalur sangat ramah, terutama untuk jalur yang sering saya lalui, yaitu jalur ciptarasa, banyak warga sangat ramah, kamu bisa singgah sejenak di imah gede di ciptarasa, sebelum memasuki jalur hutan adat menuju ciptagelar.sesampainya di ciptagelar, kamu bisa langsung berkunjung ke imah gede dan bertemu kepala adat abah ugi berserta istrinya, mama alit.kamu jg bisa tinggal di imah gede ataupun di rumah warga seperti rumah kang yoyo, rumah bpk upar (guru) rumah aki, dan banyak lg.selamat berlibur dan berpetualang menyelami adat serta budaya sunda. Tidak lengkap rasanya kalau kesana tapi tidak ikut serta dalam upacara adat.