Masakan dan kopi nya enak. Yg favorit sop buntut dan soto ayam nya. Tapi sayang petugas kasir yg jga merangkap waitres kurang welcome.berat dan susah banget unt mengeluarkan kalimat maaf
Favorit gw disini rawon dan pecelnya. Untuk yg laen biasa aja. Sebenarnya tempat lumayan OK. Mungkin karena efek Pandemi Covid, jadinya perawatan dan kebersihan sangat kurang. Tapi bagi yg mencari ketenangan dan penggila Rawon. Recomended.
Arc Yellow yang musiknya terinspirasi dari The Beatles, Jon Spencer Blues Explosion, Supergrass, Nirvana, Sonic Youth sampai The Cramps ini menjadikan konsep musik mereka alternative-grunge-heavypop. Terbentuk di Depok pada bulan maret 2008. Sejauh ini mereka sudah mengeluarkan satu album yang rilis di bawah bendera Drexler Records di tahun 2012, dijuduli “Mammals” dengan isi sepuluh track di dalamnya. Arc Yellow adalah trio yang terdiri dari, Gilang Topan Firdaus (Vocal+Guitar), Regie Pramana (Bass), dan Rizky Octadinanta (Drums). Kami rekomendasikan band ini untuk kalian yang ingin bernostalgia dengan musik alternative 90an dan dijamin kawan-kawan dari Depok dapat sedikit mengobati rindu kalian ke masa-masa indah itu… Jangan lupa sabuk pengaman hihihi. Oia satu hal yang menarik, mereka (sempat) menulis di halaman reverbnation (RIP) experimental, jazz dan noise. Ayo bingungkan? Nikmati saja musik mereka.itu yang lebih pasti. Cheerio
Tempat makannya memanjang ke belakang, ada indoor dan outdoor. Bersih dan nyaman untuk nongkrong juga. Menu makanan dan minumannya banyak. Favorit saya adalah sate jamur dan bakso. Baksonya enak, kuahnya sangat terasa kaldunya. Harganya masih wajar. Pelayanan baik dan ramah. Parkiran cukup luas untuk motor.
Harga makannaya relatif lebih mahal, dan rawonnya kurang terasa rawonnya. Tapi untuk tempat ketemu client untuk meeting sangat nyaman, krna tempatnya tidak berisik.
Rawone dengkoel, salah satu rawon terbaik yang pernah saya coba di Jabodetabek. Bumbu kluwek nya benar-benar meresap sampai ke dagingnya. Asinnya dan kelembutan dagingnya pas. Sehingga warna kuahnya hitam pekat seperti rawon asli sejatinya. Mengandalkan rawon daging dengkul sapi sebagai menu utamanya menjadikan resto ini punya kekhasan nilai tersendiri. Selain dengkul juga ada rawon iga sebagai menu pelengkapnya yang tak kalah gurihnya. Soal harga agak sedikit mahal tapi terbayar dengan cita rasa yang otentik. Agak heran kenapa resto ini sepi padahal ruangannya tertata rapi
Pada awalnya, saya ragu-ragu untuk mencoba restoran ini karena tempatnya yang sepi. Namun, setelah mencoba makan disini, pertanyaan yang ada di pikiran saya adalah mengapa restoran ini bisa sesepi ini.
Food wise, sepertinya rawone memang mengandalkan keunggulan rasa mereka untuk bersaing dengan tempat makan lain. Nasi goreng rempah andalan rawone ini memiliki rasa yang berimbang antara asin bumbunya, dan manis/segar acar disampingnya, meskipun pedas cabenya terlalu 'overpowered', itupun jika dimakan cabenya (you don't say). Sate jamurnya juga merupakan salah satu ‘twist’ sate andalan mereka jika anda bosan dengan sate ayam biasanya. Salah satu signature menu tempat makan ini adalah variasi rawon mereka, dengan rawon dengkoel sebagai variasi yang paling dibanggakan. Mie ayamnya pun juga direkomendasikan karena mie ayam ini adalah salah satu opsi termurah yang ada disini. Untuk rawonnya sendiri, kuahnya memiliki tekstur yang kental tanpa menghilangkan rasa yang berasal dari bumbunya, dan daging dengkoelnya yang memiliki daging yang lebih lembut daripada daging rawon biasa.
Untuk suasana tempat makannya, mereka memberikan dua opsi bagi kita untuk pilih, indoor (ber-AC) dan outdoor. Jadi jika udara diluar sedang panas, kita pun bisa memilih untuk makan di dalam, dan sebaliknya. Tingkat keramaiannya pun relatif sepi dikarenakan mungkin karena berkompetisi dengan tempat makan disebelahnya, yaitu Pizza Hut. Dengan ini, anda tidak perlu berpikir soal apa anda harus datang kesini dari jam tertentu untuk mendapatkan tempat duduk. Pelayannya pun ramah, dan disini ada sejenis bel untuk memanggil pelayan ke meja masing-masing jadi kita tidak perlu jalan mencari pelayan untuk meminta struk atau memesan lagi. Padahal, tempatnya sendiri pun tidak terlalu besar untuk para pelayan bolak-balik mendatangi setiap meja, jadi untuk suasana restoran dan pelayanannya patut diacungi jempol. Untuk menambah lagi nilai pelayanan, makanan di Rawone bisa dipesan via Gojek dengan harga Go-Food Partner.
Satu-satunya hal negatif yang bisa saya nilai dari Rawone mungkin adalah harganya yang relatif mahal. Sebagai contoh, rawon dengkoel disini memiliki harga hampir 50 rupiah untuk porsi kecil, belum termasuk nasi. Jika anda ingin mencoba makan disini, siapkan uang sekitar 60-65 ribu untuk mencoba rawon yang ada disini. Well, ada harga ada kualitas. Berita baiknya, masih ada pilihan makanan lain yang lebih murah dan tidak kalah enak dengan rawonnya.
TL;DR: Rawone adalah tempat makan yang memiliki suasana yang nyaman, dan makanan yang rasanya tidak kalah dengan kedai masakan lokal lainnya yang ada di Depok. Karena itu, Rawone patut diberikan 5 bintang di review ini.